Sejarah Budidaya Sidat Kita Di Indonesia

Bookmark and Share
Sidat Kita

Sidat Kita
Sebenarnya usaha pembesaran sidat / lubang / unagi sudah dicoba dilakukan di Indonesia. Di Parung sempat sebuah perusahaan Eropa (mungkin Belanda) sudah menjalankan tetapi gagal kemudian PT Mutiara Biru (Bp Tedjo Wibowo) sempat membuat pembesaran unagi di 3 tempat: Sukabumi, hurang jaya di Teluk Naga dan dikarawang (sempat dikujungi oleh para pejabat perikanan di tahun 2000).

Mereka sempat mengeksport ke Japan, China lewat HK, Korea, LAX USA (chain Restaurant: Mr Joe Mok) dan Singapura sampai kurang lebih 1 tahun dengan frequensi pengiriman 2x seminggu ke 5 negara tersebut. Saat itu harga jual 4P adalah USD 4.5 FOB cengkareng. Live packing saat itu di bantu oleh Mr Joe Mok (ice gel dan aloe vera gel dibawa oleh beliau dari USA) dan cara live packing banyak dibantu oleh customer kami dari Mitsubishi dan Sumitomo.

Bibit yang mereka dapat ada 2 sources untuk Anguilla Bicolor (hitam perut perak): Cirata / Cisolok di Sukabumi dan di Bengkulu. Sedang Anguilla mammorata banyak di jumpai di sulawesi selatan di daerah air terjun (saya lupa namanya mungkin Maros). Anguilla bicolor lebih mudah di besarkan dibandingkan dengan mamorata (polka dot kuning tetapi harga jual sangat mahal).

Anguilla sangat unik,.. mereka mat - spawn dan lalu mati di laut, kemudian frynya akan kembali ke air tawar dan diam didaerah dingin kemudian pada saat sudah menjadi fingering balik lagi ke sungai sampai usia kawin baru kembali ke laut dan mati (ikan yang sangat romantis bukan? ha3x).

Sayangnya di Indonesia, banyak pioneer di dunia perikanan kita yang sama sekali tidak diapresiasi oleh sesama aquaculturist dan apalagi didukung oleh pemerintah.  Salut dengan Bp Tedjo Wibowo yang selalu yakin dengan apa yang dibuat, malah beliau sudah bikin recirculasi diHurang Jaya di tahun 2000 yang sekarang kita baru gembar gemborkan,..
By. Sidat Kita

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...