Sidat Kita |
Selepas dari bencana tsunami yang meluluh lantakkan jepang ternyata memebawa angin segar bagi para pembudidaya sidat, tidak cuma untuk yang ukuran konsumsi tetapi permintaan juga sangat tinggi untuk ukuran benih. Namun, akibat masih minimnya produksi ikan sidat di Indonesia, maka permintaan Jepang belum dapat dipenuhi seluruhnya.
"Setelah bencana gempa dan tsunami, benih sidat di Jepang tidak bisa lagi ditangkap. Begitu juga benih-sidat di Korea Selatan. Sementara jumlah benih sidat di Indonesia masih memungkinkan untuk diekspor,* katanya di sela acara panen udang vanname di Karawang. Jawa Barat, pekan lalu.
Menurut dia, kebutuhan ikan sidat di Jepang mencapai 600.000 ton per tahun dan baru bisa dipenuhi Indonesia sekitar 200.000 ton. Masyarakat Jepang menggemari ikan sidat, karena ada keyakinan yang menyebutkan ikan ini berkhasiat untuk panjang umur, awet muda, serta menjaga stamina. "Di Jepang, ada hari makan sidat nasional," katanya. Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan Jepang, KKP akan mengajak investor untuk pengembangan produksi ikan sidat di Indonesia, terutama di Balai Layanan Usaha Pro-duksi Perikanan Budi-Daya (BLUPPB) Karawang.
"Kita membuka kesempatan kepada investor untuk mengembangkan usaha ikan sidat, namun harus melalui kerja sama kemitraan dan ada proses transfer teknologi maupun keahlian sumber daya manusia," ujarnya. Pada kesempatan yang sama. Kepala BLUPPB Karawang Supriyadi mengatakan, saat ini sudah ada investor dari Jepang yang siap mengembangkan ikan sidat di kawasan tambak terpadu milik pemerintah.
PT Nippon Maru, yang akan menanamkan modalnya, siap mengelola tambak seluas 3 hektare dengan target produksi sekitar 3.000 ton per tahun. Ke depan, diharapkan akan lebih banyak lagi investor yang terlibat dalam pengelolaan tambak di BLUPPB Karawang. Dengan ini, pendanaan operasional balai tidak lagi bergantung pada APBN.
Dari 400 hektare (ha) lahan tambak yang ada, sekitar 225 ha dikelola oleh pemerintah, sedangkan sisanya 152 ha oleh plasma yang pengembangannya diserahkan kepada investor. Sejumlah mitra yang pernah melakukan kerja sama operasional di BLUPPB Karawang, seperti Dflip Sathyanathan berupa budi daya udang vanname. Koperasi Mina Utama untuk budi daya ikan bandeng dan lele, serta PT Naprodev, Ban Corporation, dan Tri Wahyono untuk budidaya ikan sidat.
By. Sidat Kita
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar