Sidat Kita |
Kabupaten Indramayu yang dikenal sebagai penghasil perikanan terbesar di Jawa Barat (Jabar), bukan saja unggul dalam potensi perikanan laut (tangkap) namun juga perikanan budidaya. Salah satu jenis ikan yang tengah dikembangkan dan menjadi target ekspor yaitu ikan sidat.
Panen perdana ikan sidat di Desa Lamarantarung Kecamatan Cantigi, dilakukan Bupati Indramayu DR H Irianto MS Syafiuddin dan Hj Anna Sophanah. Selasa (23/2). Menggunakan perahu menyelusuri sungai Cimanuk, bupati dan rombongan akhirnya sampai ke tujuan di Blok Carat Desa Lamarantarung.
"Ini perjalanan yang cukup melelahkan, namun saya senang bila rakyat bisa memperoleh pendapatan melalui sektor perikanan seperti budidaya sidat ini," tutur Bupati H Yance panggilan akrab H Irianto MS Syafiuddin kepada pers.
Ketua Kelompok Patra Gesit Saefulah Hanif mengungkapkan, budidaya ikan sidat yang berada di desanya merupakan pembudidayaan pertama yang ada di Indonesia. Pasalnya, sampai saat ini ikan sidat hanya bisa didapatkan di daerah muara dan pesisir berdasarkan penangkapan bukan budidaya.
Hal lain, ikan sidat ini memiliki nilai ekonomis yang sangat besar karena permintaan ekspor semakin terus meningkat dan memiliki harga jual sangat mahal yakni antara Rpl20.000-250.000 per kg tergantung ukurannya. Beberapa negara yang selama ini tertarik dengan ikan sidat yakni Jepang, Hong Kong, Singapura. Jerman. Italia, Belanda, dan Amerika Serikat.
Program kemitraan
Sementara itu Bupati Indramayu H Irianto MS Syafiuddin dalam sambutannya mengatakan, peranan sektor perikanan dalam mendukung laju perekonomian dan ketahanan ekonomi lokal, regional, dan nasional sangat signifikan, dan menjadi salah satu katup pengaman perekonomian ketika mengalami krisis ekonomi. Kabupaten Indramayu memiliki potensi sumber daya perikanan yang banyak memberikan kontribusi hasil perikanan bagi usaha ekonomi masyarakat khususnya, baik perikanan tangkap di perairan laut maupun perikanan budidaya habitat pantai.
"Untuk pasokan kebutuhan ikan laut bagi Jawa Barat. Kabupaten Indramayu telah mencapai tingkat "over fishing". Namun demikian, terdapat kondisi kontradiksi antara produksi perikanan laut dengan produksi perikanan air tawar.
Padahal kita memiliki potensi perairan umum seperti waduk dan panjang sungai yang sangat memungkinkan untuk pengembangan usaha perikanan, baik budidaya ikan konsumsi,.benih ikan, maupun ikan hias dan komoditas perairan umum lainnya," kata bupati.
Bupati menambahkan, budidaya Ikan Sidat di Desa Lamarantarung yang dilakukan paguyuban Patra Gesit yang melakukan kegiatan budidaya belut, ikan sidat dan cacing ini didukung oleh program kemitraan PKBL PT Pertamina. Bagaimana pun dana yang tersedia dalam APBN maupun APBD sangat terbatas. Untuk itu diharapkan partisipasi dan swadaya masyarakat dapat terus ditumbuhkan dan diberdayakan," katanya.
Hadir dalam panen perdana tersebut manajer PKBL PT Pertamina Balongan Yoke Samsidar. Kepala Bappeda Ir Apas Fahmi. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Ir AR Hakim, Camat Cantigi Ir Ahmad Budiharto, muspika serta undangan.
Panen perdana ikan sidat di Desa Lamarantarung Kecamatan Cantigi, dilakukan Bupati Indramayu DR H Irianto MS Syafiuddin dan Hj Anna Sophanah. Selasa (23/2). Menggunakan perahu menyelusuri sungai Cimanuk, bupati dan rombongan akhirnya sampai ke tujuan di Blok Carat Desa Lamarantarung.
"Ini perjalanan yang cukup melelahkan, namun saya senang bila rakyat bisa memperoleh pendapatan melalui sektor perikanan seperti budidaya sidat ini," tutur Bupati H Yance panggilan akrab H Irianto MS Syafiuddin kepada pers.
Ketua Kelompok Patra Gesit Saefulah Hanif mengungkapkan, budidaya ikan sidat yang berada di desanya merupakan pembudidayaan pertama yang ada di Indonesia. Pasalnya, sampai saat ini ikan sidat hanya bisa didapatkan di daerah muara dan pesisir berdasarkan penangkapan bukan budidaya.
Hal lain, ikan sidat ini memiliki nilai ekonomis yang sangat besar karena permintaan ekspor semakin terus meningkat dan memiliki harga jual sangat mahal yakni antara Rpl20.000-250.000 per kg tergantung ukurannya. Beberapa negara yang selama ini tertarik dengan ikan sidat yakni Jepang, Hong Kong, Singapura. Jerman. Italia, Belanda, dan Amerika Serikat.
Program kemitraan
Sementara itu Bupati Indramayu H Irianto MS Syafiuddin dalam sambutannya mengatakan, peranan sektor perikanan dalam mendukung laju perekonomian dan ketahanan ekonomi lokal, regional, dan nasional sangat signifikan, dan menjadi salah satu katup pengaman perekonomian ketika mengalami krisis ekonomi. Kabupaten Indramayu memiliki potensi sumber daya perikanan yang banyak memberikan kontribusi hasil perikanan bagi usaha ekonomi masyarakat khususnya, baik perikanan tangkap di perairan laut maupun perikanan budidaya habitat pantai.
"Untuk pasokan kebutuhan ikan laut bagi Jawa Barat. Kabupaten Indramayu telah mencapai tingkat "over fishing". Namun demikian, terdapat kondisi kontradiksi antara produksi perikanan laut dengan produksi perikanan air tawar.
Padahal kita memiliki potensi perairan umum seperti waduk dan panjang sungai yang sangat memungkinkan untuk pengembangan usaha perikanan, baik budidaya ikan konsumsi,.benih ikan, maupun ikan hias dan komoditas perairan umum lainnya," kata bupati.
Bupati menambahkan, budidaya Ikan Sidat di Desa Lamarantarung yang dilakukan paguyuban Patra Gesit yang melakukan kegiatan budidaya belut, ikan sidat dan cacing ini didukung oleh program kemitraan PKBL PT Pertamina. Bagaimana pun dana yang tersedia dalam APBN maupun APBD sangat terbatas. Untuk itu diharapkan partisipasi dan swadaya masyarakat dapat terus ditumbuhkan dan diberdayakan," katanya.
Hadir dalam panen perdana tersebut manajer PKBL PT Pertamina Balongan Yoke Samsidar. Kepala Bappeda Ir Apas Fahmi. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Ir AR Hakim, Camat Cantigi Ir Ahmad Budiharto, muspika serta undangan.
By. Sidat Kita
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar